Minggu, 28 Desember 2014

Khasiat Cuka Apel pada Rambut Rontok



Khasiat Cuka Apel pada Rambut Rontok

Rambut merupakan mahkota bagi kaum hawa. Oleh karena itu, kaum hawa kerap kali cemas jika rambunya bermasalah, seperti halnya rambut rontok. Rambut rontok bagi kaum hawa merupakan permasalahan yang fatal. Kini pengetahuan semakin berkembang, teknologi semakin maju pesat, jangan khawatir akan masalah sekecil itu. Buat apa teknologi berkembang pesat tapi tidak memberikan manfaat. Disini kami hadir untuk Anda, memberikan informasi penting nan bermanfaat untuk mengatasi permasalahan rambut rontok.
Rambut rontok dapat disebabkan berbagai macam penyebab, salah satunya pemakaian shampo atau vitamin rambut yang kurang tepat untuk rambut yang akan menyebabkan kulit rambut mengering dan akan memicu kerontokan, selain itu rambut yang kurang sehat pun akan mudah sekali rontok dan patah. Jangan khawatir, kami akan memberitahukan manfaat dari cuka apel yang bermanfaat untuk mengatasi rambut rontok Anda.
Berikut adalah manfaat dari cuka apel bagi rambut:
1.      Kondisioner yang dicampur dengan baking soda.
2.      Bahan penyerap yang bisa melembabkan dan mengontrol minyak di kulit kepala.
3.      Memudahkan Anda dalam menyisir rambut.
Dan inilah cara menggunakan cuka apelnya:
1.      Siapkan cuka apel secukupnya, hear hat (penutup kepala) dan handuk.
2.      Tuangkan cuka apel secukupnya ke telapak tangan.
3.      Kemudian gosokkan cuka apel yang berada di telapak tangan tersebut perlahan-lahan ke rambut anda, lakukan hal ini berkali-kali sehingga cuka apel merata di rambut anda.
4.      Tutuplah kepala anda menggunakan hear hat.
5.      Setelah di tutup, diamkan selama kurang lebih 15 menit.
6.      Kemudian setelah 15 menit tersebut, buka penutup kepala dan bilaslah rambut anda menggunakan air hangat.
7.      Keringkan rambut anda dengan menggunakan handuk.

Setelah mengetahuinya simple kan caranya J. Semoga berhasil, selamat mencoba kawan!

KHASIAT CUKA APEL UNTUK RAMBUT BERKETOMBE



Khasiat Cuka Apel Untuk Rambut Berketombe
Oleh Kelompok 1

Ketombe adalah permasalahan klasik pada rambut yang diderita oleh banyak orang di dunia ini. Meski tidak terlalu berbahaya, tapi ketombe dapat sangat mengganggu dan dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang. Menurut seorang pakar dermatolog, penyebab paling umum dari kemunculan ketombe adalah jamur (pityrosporum ovale) yang berkembang dengan pesat di kulit kepala. Selain itu, beberapa bakteri juga disebut mempunyai peranan dalam kemunculan ketombe.
Ada banyak metode untuk menghilangkan ketombe. Selain menggunakan bahan-bahan kimia, cara-cara alami dengan memanfaatkan buah juga cukup ampuh untuk mengatasinya. Salah satunya adalah dengan menggunakan cuka apel. Cuka yang terbuat dari sari buah apel adalah bahan alami yang mampu membunuh jamur dan bakteri yang merusak kulit kepala dan rambut. Mengatasi dan menyingkirkan masalah ketombe dengan bantuan cuka apel sudah dipraktekkan dan terbukti efektif pada banyak orang. Anda juga dapat mencobanya dengan mudah di rumah. Berikut adalah bahan dan cara pembuatan ramuan untuk mengatasi ketombe:
Bahan:
Ø  Cuka buah apel, kurang lebih 2 cangkir
Ø  Tumbuhan herbal kering seperti rosemary, thyme, sage 1/4 cangkir (sesuaikan selera)
Cara Membuat:
1.      Masak cuka apel hingga mendidih, lalu matikan kompor
2.      Kemudian biarkan cuka tersebut hangat,
3.      Setelah itu masukkan tumbuhan herbal kering
4.      Biarkan semalaman hingga semua sarinya tercampur
5.      Keesokan harinya saring dan masukkan ramuan dalam botol bersih
Ramuan tersebut bisa digunakan sebagai hair tonic setiap pagi dan sebelum tidur. Ketombe akan hilang dan membuat rasa percaya diri anda kembali bersinar. Selamat mencoba!

Sang Demisioner Organisasi Kampus



Sang Demisioner Organisasi Kampus

oleh Kelompok 1

                Seorang pemuda berpakaian safari hitam yang belum tertera atribut kedinasan yang tidak lain ialah Mahasiswa tingkat akhir dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unswagati Cirebon tengah duduk bersila di kesekretariatan HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan). Ia bernama Ahmadi, kelahiran 13 Desember 1992, Susukan Lebak, Kab. Cirebon.
Sehari-hari ia pengendara motor Yamaha Mio yang pada awal-awal masa perkuliahan sempat menggunakan jasa kendaraan umum (mobil) sebab ia sendiri melakoni pulang-pergi dari rumah ke kampus. Dengan jarak yang cukup jauh, sekitar 1 jam. Ahmadi  merupakan salah satu dari sekian banyak pemuda yang matang dalam organisasi kampus diantara kader-kader organisasi yang berhasil di masyarakat. Organisasi yang diikutinya tentu saja Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, sesuai dengan prodinya kuliah yang diambilnya.
“Saya menjadi anggota HMJ sejak tahun 2012 hingga 2014, dua periode,” ujarnya. Selama dua periode tersebut, ia berada di dalam Departemen Kaderisasi yakni Departemen yang mengurusi tentang pengkaderan anggota baru HMJ. Selama tiga tahun tersebut, waktu sebelum, sesudah kuliah atau saat jam istirahat, ia habiskan di Sekretariat HMJ. Selain untuk melepas penat dan lelah karena rutinitas perkuliahan, ia juga memanfaatkannya untuk berdiskusi masalah apapun, entah itu tentang keorganisasian itu sendiri atau tentang perkuliahan.
Selama menjadi kader di HMJ Diksatrasia, Ahmadi berusaha agar program-program kerja yang ia dan kawan-kawan terlaksana dengan sukses. “Kendala yang sering muncul pada saat program kerja akan dilaksanakan biasanya permasalahan dana,” ujarnya. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat untuk melaksanakan program kerja yang sudah dirancang. Seperti pada salah satu kutipan yang ia tulis dengan menggunakan spidol hitam permanen di belakang pintu sekre, yang bunyinya “Aku disini tidak untuk menumpang nama saja! Tapi aku disini untuk bekerja/belajar”.
Pekan Diksatrasia dan Bulan Bahasa adalah kegiatan unggulan yang dimiliki oleh HMJ Diksatrasia Unswagati Cirebon. Dengan berbagai perlombaan di dalamnya, entah itu mengenai sastranya atau pun kebahasaannya serta yang lainnya.
Saat ini Ahmadi sudah menjadi demisioner, atau dengan kata lain sudah tidak memegang kekuasaan dalam organisasi HMJ ini, namun ia masih berhak untuk mengawasi. Ilmu yang ia dapatkan saat di organisasi diterapkan dan diaplikasikannya dalam kehidupan masyarakat. “Di desa saya. saya berencana mendirikan sebuah perpustakaan,” tuturnya. Idenya itu ia beri nama dengan Program Desa Membaca, yang bekerja sama dengan kelurahan tersebut. Yang diharapkan dengan adanya kegiatan ini adalah agar keberminatan masyarakat terhadap membaca di desanya itu dapat meningkat.
Selain Program Desa Membaca, menjelang perayaan tahun baru, ia akan mengadakan program akhir tahun. Tujuannya, agar pemuda yang ada di Desa Susukan Lebak tidak keluyuran saat pergantian tahun dan mempersatukan kembali semangat kepemudaan.
Menurutnya ada beberapa manfaat yang bisa ia dapatkan ketika berada dalam suatu organisasi. Yakni diantaranya bermanfaat ketika dalam pergaulannya. Kemudian menurutnya belajar itu tidak hanya focus di kelas saja, namun di organisasi pun kita bisa belajar dan apa yang sudah dipelajari dalam organisasi tersebut, bisa ia sharingkan kepada teman-temannya yang lain. Dengan pengalaman yang ia dapat itu juga membuat ia merasa bahwa apa yang didapatnya itu harus diaplikasikan dan diterapkan di masyarakat.
“Bongkar kotak-kotak kalian, lepaskan sekat yang terjadi dan seriuslah dalam mengabdi,” ujarnya seraya memberikan pesan singkat namun bermakna luas.

Nama kelompok: Teti Yohana, Rahayu Aliyaniwati, Nindi Aulia R, Cindy P.D, Arin Restu F, Firgianti Astori, Setiati Amanah.


RESENSI NOVEL UHIBBUKA FILLAH, AKU MENCINTAIMU KARENA ALLAH



CINTA SEJATI YANG BERLABUH DI NEGERI KANGURU
“RESENSI NOVEL UHIBBUKA FILLAH
AKU MENCINTAIMU KARENA ALLAH”
oleh Rahayu Aliyaniwati


 
Judul buku      : Uhibbuka Fillah, Aku Mencintaimu Karena Allah
Penulis             : Ririn Rahayu Astuti Ningrum
Penerbit           : Wahyu Qolbu
Cetakan           : Cetakan ke-1, Tahun 2014
Gendre            : Novel Religi (Islami)
Tebal               : xii + 304 Halaman
ISBN               : 979-795-825-6

Cinta merupakan anugerah dari Sang Pencipta untuk setiap umatnya. Setiap umat yang merasakan cinta pasti akan merasakan hal yang berbeda dalam dirinya. Seperti kisah yang pernah dialami oleh Salman Al Farishi salah seorang sahabat Rosul yang begitu menyedihkan dan mengharukan ketika ia ditolak seorang wanita yang ingin ia pinang. Akan tetapi, wanita yang dipinangnya itu lebih memilih sahabatnya Abu Darda.
Hal tersebut merupakan cerminan dari kisah Dana,  tokoh dalam Novel Uhibbuka Fillah. Dalam novel tersebut menceritakan kisah religius seorang pecinta yang mengagumi bahkan mencintai sahabatnya sendiri, Aini namanya. Hampir mirip ceritanya dengan cerita Salman Al Farishi. Dana ialah pemuda yang telah lama mengagumi pesona kecantikan Aini, sahabat satu pondoknya sekaligus teman sekolahnya di salah satu SMUN 2  Kediri Jawa Timur.
Aini yang sebelum mengenal Dana terlebih dahulu mengenal Hasan. Hasan ialah seorang kakak kelas Aini di SMPN 1 Paciran yang juga sama-sama santri Pondok Modern Muhammadiyah. Aini kerap kali memanggil Hasan dengan sebutan kakak, Aini dan Hasan seringkali saling mengirim kabar melalui supucuk surat, hingga saatnya ketika Hasan beranjak duduk di bangku SMU. Hasan menghilang tanpa kabar. Aini yang begitu kukuh memegang janji cinta pertamanya pada seorang kakak kelasnya itu terus menanti.
Keyakinan tersebut membuatnya bergeming dari perhatian dan cinta lelaki lain, meski Hasan sudah lama tak ada kabar lagi. Dana sebagai sahabat dan seseorang yang mengagumi  Aini, ia tak kuasa melihat orang terkasihnya itu merana akan cinta yang tak kunjung datang itu. Meski sebenarnya Dana mengagumi Aini, Dana tidak berani untuk mengungkapkannya karena ia menghormati dan menghargai cinta yang Aini miliki bukan untuk dia. Cinta diam-diam Dana membuahkan keikhlasan dari dirinya. Keikhlasan tersebut terlihat dalam perjuangannya mencari azamnya, mencari jejak Kakak (Hasan) yang hilang tanpa kabar.
Perjalanan Dana ke Bhumiku, tempat kenangan Aini, demi mencari keberadaan Hasan lelaki yang tak dikenalnya itu. Dari Kediri sampai ke Yogya, tak kunjung ia temui sosok yang dicarinya itu. Sampai suatu ketika takdir menemukan Dana dan Hasan di Surabaya sebagai teman satu kostan. Pada awalnya Dana tidak menyangka dan tidak percaya akan hal tersebut. Ketika Dana menanyakan dan menceritakan banyak tentang Aini kepada Hasan, barulah mereka saling paham. Kenyataan barupun terungkap. Hasan ternyata telah bertunangan dengan gadis bernama Atiqa. Mereka akan segera menikah.
Aini yang merana akan penantian panjangnya jatuh sakit. Sakitnya lumayan parah. Sakitnya itu membuat Dana, Hasan, dan Atiqa iba akan keadaan Aini. Akhirnya dengan banyak pertimbangan Hasan memutuskan tali pertunangannya dengan Atiqa dan kembali kepada Aini. Hasan memutuskan akan menikah dengan Aini. Atiqa mencoba memahami keadaan dan mencoba untuk ikhlas, Atiqa kasihan melihat Aini yang lemah pada saat itu. Danapun mencoba untuk menjaga jarak.
Tibalah saatnya, hari lamaran Hasan dan Aini. Akan tetapi, hal yang mengejutkan terjadi. Aini menolak lamaran Hasan dan membatalkan pernikahannya. Aini berkata “Cinta sesungguhnya adalah syariat, bukan semata-mata gulungan rasa yang menggelegak. Cinta yang mendamai, tak semata berlumur rasa, namun penuh dengan syukur, cinta, dan bahagia. Cinta yang tulus ikhlas lillahi ta’aala semata. Sesungguhnya bukan saya pemilik cinta seperti itu. Saya mencintai Kakak karena rasa yang bergulung-gulung.........”. Aini telah menyadari bahwa dia bukanlah cinta yang sebenarnya untuk Hasan, melainkan untuk sahabatnya sendiri Dana. Dana yang telah menjadi sahabat sekaligus pengangumnya, dia yang selalu ada untuk Aini, dialah cinta yang damai, cinta yang tulus ikhlas lillahi ta’aala. Kemudian mereka pun menikah dan tinggal di Australia.
Dalam cerita ini dapat kita petik amanat yang terkandung didalmnya bahwasanya dalam mencintai seseorang hendaknya didasari dengan niatan yang baik karena Allah SWT semata sehingga cinta kita pun akan dijaga oleh Sang Pemilik Cinta. Sang Pemilik Cintalah yang dapat membolak balikan hati setiap umatnya. Siapa yang akan menyangka keadaan yang akan datang meski hanya dalam hitungan detik. Hanya Allah SWT-lah yang mampu melakukan itu semua.
Begitu mengesankan cerita yang disuguhkan dalam novel ini dengan jalan cerita yang  berliuk-liuk dengan balutan kata-kata yang puitis dan sedikit klasik. Ririn Rahayu Astuti telah berhasil mengoyak-ngoyak perasaan pembaca dengan jalan cerita yang tak terduga, kejutan demi kejutan disuguhi dengan apik. Hanya saja setiap karya pasti ada kekurangan dan keunggulannya. Pembaca yang tak sabaran akan cepat bosan ketika tidak mendapatkan kejutan diawal.