Sabtu, 27 Desember 2014

Resensi: novel Assalamualaikum Beijing - Asma nadia



RESENSI NOVEL ASMA NADIA
Oleh; Teti Yohana (2D/113050106)

Judul novel                 : Assalamualaikum Beijing
Judul resensi               : Assalamualaikum Beijing, Assalamualaikum Keajaiban.
Diterbitkan oleh         : Asma Nadia Publishing House
Penyunting ahli          : dr.Lukman
Penyelaras aksara       : Fakhri Fauzi
Penata aksara              : Nurul M. Janna
Perancang sampul      : Tuarzuan AFC
Model sampul                         : Seorang wanita berjilbab merah muda
Jumlah halaman         : 360 hlm

Dewa dan Ra adalah sepasang kekasih. Namun pada akhirnya Dewa harus mengahadapi kenyataan bahwa dirinya telah menodai ketulusan gadis yang selama 4 tahun telah mencuri hati dan pikirannya. Sebuah akhir yang tidak seharusnya pernah terjadi mengingat cinta mereka yang sangat kuat, bahkan tanggal pernikahan telah terencana dengan matang dan akan terlaksana dengan segera, jika saja peristiwa penyebab hancurnya hubungan tersebut tidak pernah terjadi.
Sedangkan Ra - gadis hitam manis yang dicintai Dewa - memutuskan untuk mengakhiri kisah cintanya dengan Dewa bukanlah suatu keputasan yang mudah, patah hati yang dia rasakan memberikan dampak yang cukup dalam, sehingga membawanya pada suatu keputusan yang mempengaruhi keputusan-keputusan lain di hidupnya.
Adalah Anita, gadis paling cantik di kantor Dewa. Diam-diam dia memang menyukai Dewa. Dia tahu bahwa Dewa sudah memiliki kekasih, namun dia berkehendak akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Dewa. Sehingga kejadian malam yang berlatar hujan deras itu adalah awal permasalahan yang mau tak mau harus Dewa pikul.
Semenatara Ra sedang bersusah payah memulihkan patah hati dan kepercayaannya terhadap cinta sejati dan Dewa yang tak kunjung melupakan RA,  ada Zhongwen dan Asma yang mencoba untuk mulai membangun cintanya.
Zhongwen laki-laki cina berahang kukuh yang tidak mudah terpesona dengan wanita, tiba-tiba merasakan ada hal istimewa dengan gadis yang dijumpainya dalam perjalanan bus dari bandara, Asma. Nama gadis itu mengingatkannya dengan sebuah nama dari cerita rakyat Yunnan yang dikaguminya. Legenda cinta seorang putri cantik yang bernama Ashima, kecantikkannya memikat setiap orang termasuk pria terkaya di desanya. Namun harta kekayaan tidak dapat membeli cinta yang telah dia tanamkan kepada pemuda yang bernama Ahei.
Bak Ahei yang berjuang mati-matian demi perempuan yang dikasihinya yakni Ashima. Demikian pula dengan Zhongwen, berusaha sekuat tenaga untuk menemukan Asma kembali yang juga menuntunnya menemukan cinta yang lain. Sedangkan Asma, baginya melupakan Zhongwen adalah jalan yang terbaik.
                                                        ***




-Pergi Cinta Mendekat Cinta-
Di antara rembulan yang tersembunyi dalam gelap dan gemerisik angin yang datang dari kejauhan, kemana akan kubisikkan cinta?
Begitulah kiranya pepatah kata di beranda sampul novel Asma Nadia yang berlatarkan tembok The Great Wall dan seorang wanita yang mengenakan jilbab merah muda. Terlihat situasi kegamangan pada kata-kata pembuka itu.
Pada novel ini, menggunakan alur menarik. Ada Ra, dan ada Asma. Novel ini menceritakan seolah-olah Ra dan Asma itu awalnya seperti tokoh yang berbeda. Karena mbak Asma Nadia dengan lihainya membedakan latar pada awal-awal novel ini sehingga membuat pembaca terheran-heran, bahkan saya pun seperti itu ketika awal-awal membaca novel ini. Namun pada akhirnya Ra dan Asma itu merupakan tokoh yang sama, yaitu Asmara.
Pada lembar yang akan menuju kepada bab berikutnya, diisi dengan kata-kata yang seolah menuntun alur ceritanya. Kata-kata yang diringkas dengan indah, penuh makna serta puitis. Inti dari cerita pada novel ini ialah pengkhianatan cinta yang dilakukan oleh Dewa, dan lagi-lagi mbak Asma Nadia menghadirkan kisah yang di dalamnya ada orang ketiga dalam suatu hubungan, sama seperti pada novelnya yang kemarin di sinetronkan yaitu Catatan Hati Seorang Istri. Tentunya sangat di apresiasi atas konsistensinya dalam mengambil tema ini, namun kita dan terutama saya tetap menunggu gebrakan tema yang lain dari sebuah pengkhianatan cinta ini.
Tidak hanya kisah tentang pengkhianatan yang hadir disini. Tentang keikhlasan Asma ketika ia terserang penyakit APS (Antiphospholipid Syndrome) dengan gejala yang memilukan hati dan karena penyakit ini lah ketika Zhongwen nekad dan benar-benar hadir di hadapannya, Asma malah mengalami kebutaan, namun untungnya hanya sementara. Kemudian tentang rindu yang Asma dan Zhongwen rasakan adalah rindu yang digambarkan tidak dengan berlebihan, justru Asma memaknainya tetap dengan koridor perasaan yang dikendalikan Allah. Kesetiaan serta romantisme seorang Zhongwen yang sederhana namun penuh kejutan pun membuat saya tersenyum kecil-kecil dan yang lebih menakjubkan ialah pengorbanan Zhongwen yang memeluk agama Islam sampai ia harus terusir dari keluarganya. Zhongwen pun begitu setia berada di samping Asma meskipun penyakit APS nya kian hari kian membuat situasi terkesan memburuk untuk Asma, bahkan Asma tidak mengenal Zhongwen sebagai suaminya karena APS yang dideritanya semakin menjadi-jadi. Namun berkat keajaiban akhirnya mereka hidup dalam bahtera rumah tangga.
Selain tentang roman, novel ini pun mengunggah kita untuk bermuhasabah ketika pada bagian kisah Mush’ab bin Umair, sahabat nabi yang membela Islam. Tanpa taburan dalil-dalil namun dengan lebih mendeskripsikan ajaran Islam dengan sederhana, membuat novel ini sangat menarik untuk di baca. Meskipun mbak Asma tidak terlalu mendeskripsikan banyak tentang Kota Tirai Bambu ini, namun cukup untuk kita bisa merasakan keadaan di Ibu Kota China ini.
Setiap orang kadang kelewat batas ketika ia merasakan patah hati karena pengkhianatan, terlebih untuk anak muda. Pada novel ini terdapat banyak cara yang semestinya kita lakukan ketika kita tengah merasa terpuruk karena takdir, bahwasannya kepasrahan kepadaNya adalah tungku yang utama, agar kita tidak terjerembab dalam kehidupan yang menjerumuskan pada hitam. Semoga kita bisa mengaplikasikan bahwa cinta yang sesungguhnya itu harus dimaknai dengan benar agar tetap berada dikoridor bimbinganNya. Satu lagi kado untuk kita dari mbak Asma Nadia, Assalamualikun Beijing! Assalamualaikum Keajaiban.

1 komentar:

  1. ▷ Live Casino site for iPhone & iPad!
    › casinos-lucky › casinos-lucky Casino site with mobile apps for iPad, luckyclub and iOS games like slots, blackjack, roulette and many other sports betting markets,  Rating: 4.6 8,889 reviews

    BalasHapus