Sabtu, 27 Desember 2014

Resensi : Novel ' Teller sampai Teler'



NAMA                        : Firgianti Rosyadi Astori /113050088
KELAS                       : 2.C/ FKIP BAHASA dan SASTRA INDONESIA
             UNSWAGAT CIREBON
MATA KULIAH        : PENULISAN POPULER

Judul Novel : Teller sampai Teler
Pengarang : Ferhat Muchtar
Penerbit : PT. Elex Media Komputindo
Tahun Terbit : 2014
Tempat Terbit : Jakarta
Tebal : 173 Halaman
POKOK-POKOK ISI BUKU :
Novel ini adalah novel yang bertema humor dalam novel ini akan menemukan kisah-kisah lucu seputar tokoh yang ada di dalamnya. Tokoh tersebut adalah mantan teller atau pegawai bank, yang kebanyakan menceritakan pengalamannya bekerja disebuah bank dalam menghadapi berbagai macam dan jenis nasabah yang berkunjung pada bank tersebut. Di dalam novel ini dikisahkan bahwa setelah menjadi teller di sebuah bank milik Negara tetangga, kesibukkannya yang sedikit berubah. Terlalu kejam kalo nyebutnya “terkekang”, tapi memang begitu. Pagi-pagi harus standby ceria di counter. Berangkat kantor pun nyaingin anak SD ke sekolahan. Senyum nggak boleh manyun. Merekah sampe gigi jadi kering. Tidak hanya senyum, mata pun harus berbinar. Paling bete kalo datang tim SQ (service quality) yang tugasnya melulu merhatiin standar pelayanan.  Paling tidak nahan kalau nahan ngantuk. Mana kepingin nguap lebar-lebar lagi, kan rasanya bisa puas banget.
Tidak heran, bagi seorang teller sama halnya dengan apa yang dialami sang tokoh dalam novel tersebut adalah menemukan uang yang biasanya penuh coret-coretan malah nempel bekas bibir bergincu. Di lembaran Rp. 50.000 bekas bibir yang tidak sensual sama sekali itu merona sejadi-jadinya. Entah lipstik merek apa yang dipakainya, bisa jadi getah manggis dipoles awut-awutan. Yang pasti ini mumbuat sang ferhat (tokoh utama dalam novel tersebut) syok. Syok sampai megap-megap.
Ferhat juga pernah melayani nasabah bule yang menggunakan bahasa asalnya yang dalam bahasa Indonesia itu sangat aneh karena dimintai di dalam sebuah bank. Karena bule yang berasal dari negaranya tetangga itu meminjam pemadam di sebuah bank. Ferhat dan teman-temannya sesama teller pun kebingungan. Apa maksud bule itu? Dan ternyata maksud pemadam itu adalah penghapus. Membuat semua teller termasuk ferhat kebingungan.
Ferhat juga pernah menghadapi seorang Kakek tua yang hobinya ngomel-ngomel tidak penting dan tidak jelas, selalu menyebutkan bahwa para teller sama dengan eek ayam karena banyak aturan.
Sebagai teller yang baik, ferhat harus Mematuhi Empat belas larangan di counter teller: Dilarang makan, say no to hp, tidak boleh bawa duit, dilarang baca Koran, dilarang bawa minum, dilarang gelar dagangan, dilarang make-up, dilarang meninggalkan counter dalam keadaan kosong, dilarang bawa bantal sama kasur, dilarang jual pulsa elektrik, dilarang nilep uang, dilarang nitip belanjaan, dilarang goda-goda nasabah, dilarang ngutang sama nasabah. begitu banyak peraturan yang harus dipatuhi oleh para teller termasuk ferhat.
Melayani nasabah yang imitasi, alias wanita jadi-jadian pun telah dihadapi oleh sang mantan teller tersebut. Sampai pada pertemuan berikutnya nasabah imitasi itu telah insaf menjadi pria tetapi selalu membenarkan poni khayalannya itu.
Bahkan, menghadapi teman sekantor yang punya bakat bohong pun pernah dialaminya dan menghadapi setiap pemeriksaan dari tim SQ yang kerjaannya memantau standar pelayanan dan juga bikin tegang. Lagi ngantuk pun harus berusaha tidak menunjukkan muka ngantuk. Ada juga nasabah yang suaranya gedenya ngalahin TOA. Kadang ada saja nasabah yang stor sekalian curhat masalah pribadinya ada juga yang ceritanya sangat menyedihkan. Ada juga yang ninik hebring alias centil kepada Ferhat karena belum menikah.


Inilah, curhatan dari sang mantan teller yang ceritanya sih sempat kaya terus kembali jadi rakyat jelata. Ferhat mengatakan bahwa jadi teller tidak semanis penampilannya. Karena banyak aturan dan rintangan. Tapi, harus tetap tersenyum.
KEUNGGULAN ISI BUKU :
kelebihan yang dimiliki dalam novel ini adalah adanya unsur humoris sehingga membuat saya sebagai pembaca merasa terhibur dengan leluconnya.
KELEMAHAN ISI BUKU :
Ada kata asing yang kurang dipahami tanpa ada arti dalam bahasa Indonesia dan banyak juga penggunaan tanda baca yang tidak sesuai dengan kalimat.
MANFAAT ISI BUKU :
Novel ini memiliki manfaat untuk menhilangkan stress bagi pembacanya karena penulis mengajak para pembaca untuk terus tertawa dengan cerita yang menghibur para pembacanya.
SIMPULAN :
setelah saya membaca novel “Teller sampai Teler” ini. Saya jadi mengetahui bagaimana suka dukanya menjadi seorang pegawai bank yang setiap hari pekerjaannya melayani berbagai jenis manusia tetapi harus tetap sabar, senyum dan ramah.

1 komentar:

  1. terimksih sudah review bukunya..
    salam kenal..
    mampir juga di www.ferhatt.com

    BalasHapus