Minggu, 28 Desember 2014

PENDIDIKAN PENCEGAH PREDATOR PEDOFILIA




PENDIDIKAN
PENCEGAH PREDATOR PEDOFILIA

Oleh RAHAYU ALIYANIWATI
Mahasiswi FKIP Unswagati

K
ini predator seks semakin merajalela. Kasus pelecehan seksual di kalangan anak usia dini yang terjadi di lembaga pendidikan semakin marak. Salah siapakah hal ini terjadi?? Guru atau orang tua.


Pelecehan seksual pada anak usia dini yang terjadi saat ini semakin membuat orang tua resah. Bahkan dengan banyaknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di lembaga pendidikan, dari pelecehan oknum guru terhadap peserta didiknya ataupun pelecehan yang dilakukan oleh oknum petugas kebersihan sekolah terhadap perserta didik.
Pelecehan seksual yang terjadi bukan semata salah guru ataupun orangtua, melainkan sebagai refleksi orang tua dan guru untuk diintrospeksi. Apakah hal ini terjadi karena kesalahan pola pendidikan yang diberikan atau semata karena keteledoran kita sebagai orang tua dan guru.
Orang tua perlu mengetahui bagaimana cara mendidik dan menjaga anak dengan baik. Kesalahan yang fatal adalah ketika orang tua ataupun guru memberikan pola pendidikan yang salah dan pengawasan yang teledor terhadap anak. Predator-predator seksual tumbuh karena adanya kesempatan  selain itu juga dapat  berawal dari kesalahan pengasuhan pendidikan dan teledornya pengawasan dari orang tua. Dapat kita ingat lagi pada kasus Pelecehan Seksual di Jakarta International School (JIS). Pelaku pelecehan mengakui bahwa mereka melakukan hal tersebut karena perlakuan yang pernah mereka dapatkan dahulu, ketika mereka masih kanak-kanak. Hal ini membuktikan bahwa kurangnya pengawasan dari orang tua pada saat mereka kanak-kanak, yang seharusnya mereka mendapatkan perhatian dan pengawasan penuh dari orangtua. Selain pengawasan yang kurang dari orang tua mereka, otomatis pendidikan yang mereka dapatkan pun harus dipertanyakan.
PERAN PENTING PENDIDIKAN
Ditinjau dalam Al-Qur’an (Q.S. Lukman:12-15) yang artinya: “Dan sungguh, telah Kami Berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami Perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tua-nya. lbunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku Beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
Dalam penggalan Surah tersebut secara terang-terangan menjelaskan kepada kita tentang prinsip-prinsip dasar materi pendidikan Islam yang terdiri atas masalah iman, ibadah, sosial, dan ilmu pengetahuan yang nantinya akan menjadi bekal dalam menjalani kehidupan sebagai tanggung jawab ke-Khalifah-an.
Abdul Rahman Saleh Abdullah mengemukakan bahwa kata Tarbiyah yang berasaldari kata ³Rabb´(mendidik dan memelihara) banyak terdapat dalam Al-quran; demikian pula kata ³Ilm´ yang demikian banyak dalam Al-quran menunjukkan bahwa dalam Al-quran tidak mengabaikan konsep-konsep yang menunjukkan kepada pendidikan (Departemen P & K,1990:291). Hal ini membuktikan bahwa semua tentang kehidupan kita telah diatur di dalam Al-quran. Bahkan sampai persolaan mendidik anakpun terdapat di dalamnya.          
Mendidik anak yang baik dan benar hendaknya dimulai dengan memberikan pemahaman tentang kewajiban bersyukur kepada Allah SWT dan menjauhi perilaku kufur, dengan berbuat baik kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama makhluk ciptaanNya. Selanjutnya butir-butir nasihat Luqman kepada anaknya  pada ayat 13-19 dapat dipahami sebagai petunjuk mengenai cara mendidik anak yang baik dan benar.
Ayat-ayat tersebut menekankan kepada kita bahwa dalam pendidikan yang paling utama adalah pendidikan yang dilakukan oleh orang tua kepada anak-anaknya yang tertunya sesuai dengan ajaran agama, karena pendidikan ini secara sadar atau tidak sadar merupakan pendidikan yang pertama kali didapatkan oleh seorang anak sebelum mendapat pengaruh dari luar .
Dengan pendidikan agamalah manusia dapat lebih terarah. Seperti yang telah di jelaskan dalam Q.S Lukman:12-19. Pendidikan yang seharusnya disampaikan oleh orang tua haruslah sesuai dengan Al-quran seperti nasihat-nasihat mendidik dan memelihara anak yang baik yang telah tersampaikan pada surah Lukman tersebut. Dengan pengawasan yang baik juga akan menjadikan keberhasilan dalam mendidik dan memelihara anak.  Karena tanpa pengawasan rasanya tak akan tercapai tujuan dari pendidikan yang telah diberikan.
Hal ini tidak akan terwujud, apabila peranan orang tua dan guru tidak dimaksimalkan. Maka perlu adanya kerjasama orang tua dan guru dalam mendidik dan mengawasi anak-anak serta mendampingi mereka. Dengan semikian, diharapkan tidak akan tumbuh predator-predator seksual yang keji. Melainkan tercapailah kedamaian dan anak-anak penerus generasi bangsa yang unggul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar