METAMORFOSA
MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA
Keanggunan Masjid tua, yakni Masjid Agung Sang Cipta Rasa
terkihat dari bangunan-bangunan bergaya klasik yang fenomenal. Masjid yang
mengundang banyak degup kagum ini akhirnya menjemput saya, SetiatiAmanah.
Masjid Agung Sang Cipta
Rasa, berdiri pada tahun 1478 yang dibangun oleh Sembilan Sunan Parawali,
bangunan masih terawatt dengan baik.
Semula masjid ini dinamakan
masjid Agung Paku Wati sebelum akhirnya digantikan dengan nama Masjid Agung
Sang Cipta Rasa. Masjid ini mempunyai Sembilan pintu masuk dengan letak pintu utama
di depan dan sisi kanan dan kiri masing-masing empat pintu itu memiliki nama sesuai
dengan nama-nama sunan parawali atau Sembilan wali.
Selain bangunanya yang
klasik masjid ini juga memiliki keunikan lain yaitu sumur kuno yang biasa di
sebut dengan sumur kembar, yang satu bulat dan yang satunya lagi segi empat.
Air yang terdapat dalam sumur tersebut sangat dipercaya oleh masyarakat sekitar
mengandung banyak barokah konon katanya bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan
sering juga masyarakat mrngambil air dari sumur tersebut sebagai ajian untuk mendirikan
rumah dan hajatan, dan jika susah mempunyai keturunan pun bisa meminta air
tersebut agar mendapat keturunan. Namun semua itu saya kembalikan lagi pada diri
anda masing-masing sesuai keyakinan anda atau kepercayaan anda. Usut punya usut
sumur kuno tersebut dahulu digunakan sebagai tempat wudhu bagi parawali yang
hingga kini kita masih dapat menikmati kesejukan dari air tersebut karna perawatan
yang mumpuni dari pihak Masjid tersebut.
Bangunan seluas 5000
meter persegi ini dahulu dibangun dalam waktu hanya satu malam dengan tidak menggunakan
paku satupun. Saka yang terbuat dari kayu jati ini masih berdiri kokoh menghiasi
keanggunan masjid tersebut. Dengan konsep bangunan klasik elegan ini tidak akan
merubah bangunan tersebut dari segi konsepnya, tetap pada konsep klasik elegan.
Akan tetapi dalam perjalanannya
masjid ini sudah sedikitnya tiga kali mengalami renovasi dan pelebaran masjid
yaitu pada tahun82 ,lalu yang kedua pada tahun 93 dan yang terahir 2014. Ya,
saatini masjid Agung Sang Cipta Rasa sedang dalam tahap renovasi di karenakan genteng
yang sudah mulai pada bocor dan renovasi bagian masjid dalamnya juga. Yang saya
katakana masjid bangian dalam adalah masjid yang sebenarnya dalam artian belum mengalami
pelebaran, dahulu hanya mempunyai satu pintu utama, tetapi kini sudah mengalami
perubahan yakni dengan pintu sejumlah Sembilan pintu.
Masjid ini tidak sama seperti
masjid-masjid lain yang kepengurusannya dipegang oleh DKM tetapi dipegang oleh
KAUM. Dan kaumnya pun dibagi menjadi dua yaitu Kaum Kanoman dengan Kaum Kesepuhan.
Jumlah dari seluruh Kaum itu ialah tiga puluh orang dengan masing-masing kedudukan
mulai dari Kepala Kaum, marbot dan lain-lain.
Dari masing-masing Kaum
juga memiliki satu imam baik dari Kaum Kanoman maupun dari Kaum Kesepuhan. Dan
untuk pembagian kepengurusannya menggunakan jadawal dengan rotasi jum’at ke jum’at
ini diurus oleh enam orang setiap harinya dengan piket yang berbeda-beda.
Yang menarik lainnya lagi dari masjid ini ialah mempunyai
keunikan dikala hari jum’at lebih tepatnya saat shalat jum’at yaitu dengan adzan
tujuh orang secara bersamaan. Mengapa demikian? jawabnya ialah karena dahulu ada orang kafir yang bertempat tinggal di masjid
tersebut, dan anehnya setiap ada orang
yang memasuki masjid tersebut meninggal dunia termasuk istri suanan gunung jati
juga. Lalu dengan keadaan yang seperti itu muncullah ide untuk adzans ebanyak tujuh orang, guna mengalahkan
kekuatan dari orang kafir itu. Dan akhirnya cara itu berhasil mengalahkan orang
kafir tersebut dan raga dari orang kafir itupun hancur dan terpental kedaerah indramayu
dan menjelma menjadi sebuah pohon yang berisi racun. Dan momolo atau yang
sering kita sebut kubah dri masjid ini berpindah
dengan sendirinya ke Masjid Agung Banten dikarenakan keadaan religius di
Cirebon yang semakin tergerus oleh jaman.
Masjid Agung Sang Cipta
Rasa ini memiliki kegiatan rutin guna menghidupkan masjid ialah dengan mengadakan
pengajian setiap hari sabtu ,dan juga tahlil untuk hari jum’at kliwon. Selain
acara-acara tersebut setiap subuh juga diadakan kultum subuh.
oleh: SetiatiAmanah
2D
113050188
Sumber : Pak Ahmad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar