Minggu, 28 Desember 2014

RESENSI NOVEL UHIBBUKA FILLAH, AKU MENCINTAIMU KARENA ALLAH



CINTA SEJATI YANG BERLABUH DI NEGERI KANGURU
“RESENSI NOVEL UHIBBUKA FILLAH
AKU MENCINTAIMU KARENA ALLAH”
oleh Rahayu Aliyaniwati


 
Judul buku      : Uhibbuka Fillah, Aku Mencintaimu Karena Allah
Penulis             : Ririn Rahayu Astuti Ningrum
Penerbit           : Wahyu Qolbu
Cetakan           : Cetakan ke-1, Tahun 2014
Gendre            : Novel Religi (Islami)
Tebal               : xii + 304 Halaman
ISBN               : 979-795-825-6

Cinta merupakan anugerah dari Sang Pencipta untuk setiap umatnya. Setiap umat yang merasakan cinta pasti akan merasakan hal yang berbeda dalam dirinya. Seperti kisah yang pernah dialami oleh Salman Al Farishi salah seorang sahabat Rosul yang begitu menyedihkan dan mengharukan ketika ia ditolak seorang wanita yang ingin ia pinang. Akan tetapi, wanita yang dipinangnya itu lebih memilih sahabatnya Abu Darda.
Hal tersebut merupakan cerminan dari kisah Dana,  tokoh dalam Novel Uhibbuka Fillah. Dalam novel tersebut menceritakan kisah religius seorang pecinta yang mengagumi bahkan mencintai sahabatnya sendiri, Aini namanya. Hampir mirip ceritanya dengan cerita Salman Al Farishi. Dana ialah pemuda yang telah lama mengagumi pesona kecantikan Aini, sahabat satu pondoknya sekaligus teman sekolahnya di salah satu SMUN 2  Kediri Jawa Timur.
Aini yang sebelum mengenal Dana terlebih dahulu mengenal Hasan. Hasan ialah seorang kakak kelas Aini di SMPN 1 Paciran yang juga sama-sama santri Pondok Modern Muhammadiyah. Aini kerap kali memanggil Hasan dengan sebutan kakak, Aini dan Hasan seringkali saling mengirim kabar melalui supucuk surat, hingga saatnya ketika Hasan beranjak duduk di bangku SMU. Hasan menghilang tanpa kabar. Aini yang begitu kukuh memegang janji cinta pertamanya pada seorang kakak kelasnya itu terus menanti.
Keyakinan tersebut membuatnya bergeming dari perhatian dan cinta lelaki lain, meski Hasan sudah lama tak ada kabar lagi. Dana sebagai sahabat dan seseorang yang mengagumi  Aini, ia tak kuasa melihat orang terkasihnya itu merana akan cinta yang tak kunjung datang itu. Meski sebenarnya Dana mengagumi Aini, Dana tidak berani untuk mengungkapkannya karena ia menghormati dan menghargai cinta yang Aini miliki bukan untuk dia. Cinta diam-diam Dana membuahkan keikhlasan dari dirinya. Keikhlasan tersebut terlihat dalam perjuangannya mencari azamnya, mencari jejak Kakak (Hasan) yang hilang tanpa kabar.
Perjalanan Dana ke Bhumiku, tempat kenangan Aini, demi mencari keberadaan Hasan lelaki yang tak dikenalnya itu. Dari Kediri sampai ke Yogya, tak kunjung ia temui sosok yang dicarinya itu. Sampai suatu ketika takdir menemukan Dana dan Hasan di Surabaya sebagai teman satu kostan. Pada awalnya Dana tidak menyangka dan tidak percaya akan hal tersebut. Ketika Dana menanyakan dan menceritakan banyak tentang Aini kepada Hasan, barulah mereka saling paham. Kenyataan barupun terungkap. Hasan ternyata telah bertunangan dengan gadis bernama Atiqa. Mereka akan segera menikah.
Aini yang merana akan penantian panjangnya jatuh sakit. Sakitnya lumayan parah. Sakitnya itu membuat Dana, Hasan, dan Atiqa iba akan keadaan Aini. Akhirnya dengan banyak pertimbangan Hasan memutuskan tali pertunangannya dengan Atiqa dan kembali kepada Aini. Hasan memutuskan akan menikah dengan Aini. Atiqa mencoba memahami keadaan dan mencoba untuk ikhlas, Atiqa kasihan melihat Aini yang lemah pada saat itu. Danapun mencoba untuk menjaga jarak.
Tibalah saatnya, hari lamaran Hasan dan Aini. Akan tetapi, hal yang mengejutkan terjadi. Aini menolak lamaran Hasan dan membatalkan pernikahannya. Aini berkata “Cinta sesungguhnya adalah syariat, bukan semata-mata gulungan rasa yang menggelegak. Cinta yang mendamai, tak semata berlumur rasa, namun penuh dengan syukur, cinta, dan bahagia. Cinta yang tulus ikhlas lillahi ta’aala semata. Sesungguhnya bukan saya pemilik cinta seperti itu. Saya mencintai Kakak karena rasa yang bergulung-gulung.........”. Aini telah menyadari bahwa dia bukanlah cinta yang sebenarnya untuk Hasan, melainkan untuk sahabatnya sendiri Dana. Dana yang telah menjadi sahabat sekaligus pengangumnya, dia yang selalu ada untuk Aini, dialah cinta yang damai, cinta yang tulus ikhlas lillahi ta’aala. Kemudian mereka pun menikah dan tinggal di Australia.
Dalam cerita ini dapat kita petik amanat yang terkandung didalmnya bahwasanya dalam mencintai seseorang hendaknya didasari dengan niatan yang baik karena Allah SWT semata sehingga cinta kita pun akan dijaga oleh Sang Pemilik Cinta. Sang Pemilik Cintalah yang dapat membolak balikan hati setiap umatnya. Siapa yang akan menyangka keadaan yang akan datang meski hanya dalam hitungan detik. Hanya Allah SWT-lah yang mampu melakukan itu semua.
Begitu mengesankan cerita yang disuguhkan dalam novel ini dengan jalan cerita yang  berliuk-liuk dengan balutan kata-kata yang puitis dan sedikit klasik. Ririn Rahayu Astuti telah berhasil mengoyak-ngoyak perasaan pembaca dengan jalan cerita yang tak terduga, kejutan demi kejutan disuguhi dengan apik. Hanya saja setiap karya pasti ada kekurangan dan keunggulannya. Pembaca yang tak sabaran akan cepat bosan ketika tidak mendapatkan kejutan diawal.

4 komentar:

  1. terima kasih resensi manisnya, Mbak. Jangan bosan membaca tulisan saya ya, salam kenal salam ukhuwah ^_^

    BalasHapus
  2. Terima kasih mbak atas resensinya
    Ini sangat membantu saya untuk mengerjakan tugas saya dalam meresensi ulang novel ini
    Sekali lagi terima kasih 🙏🙏🙏🙏

    BalasHapus