Lalu, Akan Kau Pilih yang Mana?
Judul : Cinta. (baca: cinta
dengan titik)
Penulis : Bernard
Batubara
Editor : Widyawati Oktavia
Penerbit : Bukuné
Tebal
Halaman : 318 hlm.
“Mengapa cinta membuatku
mencintaimu, ketika pada saat yang sama kau mencintai orang yang bukan aku?
Ketika telah membuka hati, aku pun harus bersiap untuk kehilangan lagi. Apakah
setelah cinta memang harus selalu ada air mata dan luka hati? Kalau begitu,
bagaimana jika kita bicarakan satu hal saja. Cinta. Tanpa ada yang lain setelahnya. Kita lihat ke mana arahnya
bermuara.”
Sebuah
novel yang sangat menggugah rasa, keromantisan, kekesalan yang membuat pembaca
merasa greget dan larut saat membacanya. Novel yang berkisah tentang cinta
segitiga yang melibatkan Ademas, Nessa, dan Ivon. Cinta segitiga tersebut
bermula dari pertemuan Ademas dan Nessa, keduanya menumpangi pesawat dengan
maskapai yang sama. Perbincangan singkat dan pertemuan pertama, membuat Ademas
jatuh hati. Namun, sosok Nessa sebagai perempuan cuek tidak mudah menerima
jurus-jurus pendekatan yang Ademas gencarkan.
Hingga
beberapa kali pertemuan, Nessa baru merasakan ada hal yang unik pada diri
Ademas, yang membuatnya nyaman ketika berbincang mengenai sesuatu hal dengan
Ademas. Hingga, Nessa pun bekerjasama mengelola majalah seni berbasis web yang
bernama “Artventurer”. Seiring dengan itu, mereka sering sekali mengadakan
pertemuan-pertemuan berdua, membicarakan rencana-rencana yang akan digarap
untuk proyeknya. Hampir setiap hari Ademas dan Nessa menghabiskan waktu bersama.
Hari demi hari yang dilalui, membuat Nessa jatuh hati pada Ademas yang terus
memperlakukannya layak seorang Ratu. Hal-hal manis yang Ademas lakukan untuk
Nessa, membuat Nessa lupa akan rasa sakitnya terhadap masa lalu, pun terhadap
perceraian Ayah dan Ibunya yang dikarenakan Ibu Nessa lebih memilih laki-laki
lain. Keduanya pun larut dalam cinta sembunyi mereka, yang kadang dihantui Ivon
sebagai tunangannya.
“aku
tidak bisa seperti ini terus. Bagaimana aku bisa memilikimu kalau kamu masih
punya hubungan dengan Ivon? Perempuan itu menghantuiku! Dia tidak ada di sini,
tapi seakan-akan dia ada di sini dan mengengkang kita.” (hlm. 252)
Suatu
hari, Ivon hadir kembali dalam kehidupan Ademas, setelah beberapa bulan ia
disibukkan dengan tugasnya sebagai pramugari. Ademas bimbang dengan keadaan hatinya, karena ketika
ia mencintai Nessa dia juga harus menanggung resiko bahwa ada Ivon tunangannya
yang kembali menemuinya untuk membicarakan hubungan mereka ke depan. Lalu
bagaimana kelanjutannya? Apakah Ademas tetap mempertahankan Ivon dan
menjelaskan kesalahannya dengan baik? atau Ademas tetap mencintai Nessa dengan
terus-terusan menyembunyikannya kepada dunia?
Novel
ini cocok untuk remaja menjelang dewasa, cinta bukan hanya sekadar kebahagiaan
tapi bagaimana kita merujuk prosesnya yang rumit dan pelik agar masalah yang
terdapat dalam hal cinta itu pun tersebut terselesaikan tanpa ada dendam serta
berujung dengan kebahagiaan.
Cindy
Pradytha Diputri
Mahasiswi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Unswagati
Cirebon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar